[Lentera ….ємЈΞ]


Baca dengan hatimu, lalu berikan isinya padaku (Ku tunggu! Koment-y!!!) ~,~


SENDU

Post`Q Sekarang


SENDU
????
????
Tak ada kata dalam hatiku,
Adanya sekedar sedih dan duka saja.
Dibibirku tak jua ada nada,
Hanya tetesan yang berlinang dari mataku yang berkaca-kaca.
¤×¤×¤¤×¤×¤¤×¤×¤¤×¤×¤¤×¤×¤¤×¤×¤¤×¤×¤¤×¤×¤

Sudah satu tahun aku tak melihatnya ceria! Banyak guratan-guratan kesedihan yang kulihat, “Apa gerangan penyebab muramnya?” …
                “Aku berharap ada cinta.!” Ucapnya setelah satu jam berlalu aku disampingnya. Ia terus saja memandangiku tanpa ucapan apa-apa, hanya membetulkan beberapa riasan yang sudah melekat diwajah ayunya.
                Aku menatapnya sedih. Andai bisa, ingin sekali aku menghiburnya “Cinta akan selalu ada untukmu.!” Ucap hatiku. Berharap sosok didepanku ini dapat mengerti.
                “Dimanakah aku bissa menemukan sebuah cinta?” Lagi. Ia kembali berkata-kata,,, entah fikiran seperti apa yang ada diotaknya. Ia hanya mengucapkan apa yang ingin ia katakan, entah ia tau atau tidak arti dari kata-katanya sendiri.
                Ia berhenti membenarkan geraian rambutnya, kemudian menatapku kosong. Lalu berkata kembali… “Apakah ia adalah cinta?” Hatiku tersentak. Dia? Siapa? Apa yang barusan ia katakan?, aku sibuk memikirkan tingkah seseorang didepanku ini. karena ia lebih berarti dari apapun di dunia ini.
                Selesei menatapiku. Mengungkapkan beberapa kata seperti yang sudah ia lakukan barusan, ia beranjak dari tempat duduknya kembali menjalani aktifitasnya sehari-hari.
҉×҉×҉×҉
                Hari itu cuaca sangat mendung, mungkin bentar lagi juga hujan “Yuki..???” Sentak Stief. Yuki hanya mengangkat alis kanannya saja.
                “Bengong mulu,,,!!!” Stief lagi-lagi berkata dengan nada tinggi. Dilihatnya Yuki hanya melamun dan tidak berkata apa-apa.
                “Ia.. Jadi ko beibh!” Yuki menggandeng tangan Stief, dan bergegas ketempat rencana kencan mereka.
                “Sayang, kamu mau pesen apa?” Ucap Stief membuka pembicaraan. “Salad… sama jues mango yah Mba?” Yuki lekas memberi beberapa pesanannya. “Em… aku pesen Steak ayam ajja sama Es capucino” Stief menimpali.
                Tidak lama kemudian, datang pelayan yang berbeda menyuguhkan jues manggo dan es capucino. “Terimakasih mba.!” Jawab Yuki, diikuti oleh Stief saat es capucinonya disuguhkan dihadapannya.
                “Sayang…!!!” digenggamnya tangan yuki oleh Stief, Suasana yang sangat canggung menurutku. Yuki hanya diam setelah menyeruput sedikit minumannya dan Stief bingung memulai pembicaraan di tengah keheningan seperti itu.
                “Eh,,, Iyyah?” Yuki kembali dalam lamunannya, Stief jelas terganggu dengan sikap wanitanya. “Kamu kenapa sih, dari tadi gak konsen gitu..??” Stief bertanya dengan nada sederhana.
                “gak ko beibh, aku hanya ingat tugas tadi siang. Apa yah temanya?” Yuki menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, ia sendiri tidak tahu apa yang sedang ia katakana barusan. Hanya itu alasan yang ia dapat.
                “Yah… jangan di bawa diacara date kita dong say! Kan garing.!” Stief bersungut-sungut, tidak nyaman rasanya ia di diperlakukan seperti itu oleh Yuki.
                Dalam hatinya Yuki justru menemukan Dallan, “Akh… sial!” Pikirnya. “Sorry beibh?” Rajuknya sambil menggenggam balik tangan Stief, Stief hanya tersenym simpul penuh makna.
                “Makasih mba.!” Ditariknya tangan Yuki, Stief mengikuti. makanan sudah dihidangkan didepan mereka. Pelayan tersenyum tipis kemudian berkata “Silahkan… dinikmati!!!” dengan sangat ramah.
                Waktu menunjukan pukul 08:00 Pm, Yuki dan Stief berbincang-bincang. Semua topic mulai menarik, mereka kelihatan sangat akrab sebagai sepasang kekasih.
                “Enak banget…!!!” Ucap Yuki setelah menghabiskan suapan terakhirnya.
                “gimana malam ini,,, ??” Stief bertanya, Yuki hanya menganggukan kepalanya. Dan senyum simpul lalu berkata “Makasih yah untuk malam yang indahnya!” Kali ini Stief yang balik tersenyum.
                Berakhir acara mereka, berakhir pula rasa senang dihati Yuki. “Stief,,, ???” Yuki ingin mengatakan sesuatu tentang harapannya, “Yah!” Jawab Stief cepat. “Em… gak jadi!” Stief lagi-lagi tidak mendapatkan keinginan Yuki.
                “Bye Beibh!” Ucap Yuki kemudian sesampai dirumah, “Dah sayang, mimpi indah yah. Jangan lupa! Mimpiin aku yah sayang?” Mata Stief berbinar, Yuki mendapatinya dengan hati senang juga! “Stief,,, Andai kamu adalah Dallan. Mungkin aku tidak akan sulit untuk mengabulkan pintamu barusan…! Karena Dallan memang selalu hadir dalam setiap mimpiku, bahkan saat aku terjaga sekalipun” Ucap batin yuki, berharap Stief takan pernah tau.
                “Krek!” dibukanya pintu rumah dengan perasaan hampa. Ia tak lagi menemukan kebahagiannya itu apa. Ia hanya berjalan menusuri anak tangga yang menuju kamarnya. “Brek..!!!” Direbahkannya badan yang memang sudah lunglai. Ia hampir tak menemukan kekuatan apapun dalam dirinya yang mampu membuatnya kuat.
                “Kenapa kau harus membuatku seperti ini, membuatku mencintaimu hingga aku tak mampu untuk merasakannya lagi!” Batinnya cuap-cuap tak menentu, ia tak lagi bisa berucap dengan keras. Rasanya sudah tidak berhak ia membahas tentang perasaannya lagi. Karena penghuni hatinya tidak lagi menjadi miliknya sekarang.
                “Drieng,,,,,, Drieng,,,,,, Drieng,,,,,,!!!”  Bunyi suara handphone memecah kesunyiannya. Kemudian ia segera bergegas untuk melihat siapakah gerangan disebrang sana!
                Message! “Cayang! Kamu gi apa c! Aq Kangen nieh,,”  Bibir yuki sedikit menyunggingkan giginya. “Em… Aku cape banget yank! Tidur2`n deh sekarang, eh yang d`kangeniN Mz juga!” Send Yuki. Lagi-lagi yuki merasa hatinya senang kembali. “Wah, seneng_ya cM2 d`Kangenn!!!” send Stief! “Ehm,,!! Ehm,,!!” Send Yuki! “Lho? Bsok mu ktmu gak?” Send Stief! “YupZz! PZt!” Send Yuki! “See U Letter!!” Send stief! “Ok! Beibh!” Send Yuki! “Nice Dream Cayang” Send Stief! “Too Beibh!” Send Yuki!.
                Yuki senyum-senyum sendiri, baru saja ia melupakan Dallan. Setelah diletakan handphonnya,kembali Dallan datang dalam ingatannya.
                Lagi-lagi aku menemukannya dari cermin. “Kamu kenapa? Bukankah Stief menghiburmu barusan?”
                “Menghibur?” Yuki tersentak mendapat pernyataanku barusan. “Maksud kamu apa?” Ia terlihat sangat khawatir mendapati ucapanku. “Aku senang, benar-benar senang!” Yuki meyakinkanku.
                “Hey, itu hanya ucapanku. Kenapa kamu sepanik ini… kenapa?” Yuki terdiam, matanya berlinang! Betapa menyedihkannya ia. “Yuki… apa benar? Dallan membuatmu sampai seperti ini? tidakkah kamu membiarkannya tidak mengganggumu lagi?”
                Yuki sesenggukan sekarang. Ada rasa sakit, kecewa dan dendam/ kemarahan dihatinya. Entah bagaimana ia harus memenej hatinya sekarang! Akh yuki! Andai melakukan segampang mengucapkan akan kukatakan “Jangan pikirkan dia atau lupakanlah dia Yuki”.
“Aku suka dengan Stief, selepas kepergian Dallan. Ia yang selalu menemaniku, menghiburku! Apa aku salah ingin berbagi perasaan dengannya dengan menerimanya untuk menjadi kekasihku?” Yuki terlihat sangat bingung! “Apa yang membuat mu berkata barusan?” Sahutku!
“Aku merasa berdosa! Apa secara tidak sadar aku telah menjadikannya sebagai pelampiasan cintaku? Apa aku menjadikannya sebagai pelarianku?” Ia seakan ingin mendapat jawaban yang pasti.
 “Em???” Entahlah, aku sendiri tidak yakin apa alasanku ini benar “Aku rasa! Mencoba untuk memulai kehidupan baru dengan seseorang yang mencintaimu bukan sesuatu yang salah! Setidaknya, kamu tidak boleh terpuruk dengan masa lalumu dengan Dallan. Jika kamu telah memilih Stief untuk menjadi pengganti Dallan, kamu tidak sedang mempermainkannya! Tapi…” Aku tak kuasa melanjutkan pendapatku, naïf sekali aku berkata demikian! Aku merasa sedang membela diriku sendiri, tanpa menaruh hati Stief dalam perdebatan ini.
“Bagaimana pendapat Stief? Apa dia bisa mengerti dengan posisinya untuk menggantikan seorang Dallan, Apa dia tidak akan tersinggung?” Yuki tak bergeming. hanya merasa bingung. Aku sebagai batinnya sangat tidak bijak jika harus meng-ia-kan sesuatu yang menurutku tidak benar dan apa yang sebenarnya tidak diinginkan oleh Yuki.
Kemudian Yuki menegakkan badannya penuh keyakinan dengan menatap sosoknya dalam cermin lalu berkata “Kenapa kamu ragu dengan apa yang sudah kmu putuskan, tidakkah engkau harus bertanggung jawab atas ini. kau telah memilih Stief untuk menjadi kekasimu, maka jadikan ia juga sebagai seseorang yang kamu cintai. dari situ kamu tidak akan menjadikan Stief seperti pelampiasan cintamu ataupun sebagai pelarianmu! Kemudian katakan apa yang terjadi barusan, agar Stief tau. Sekarang keputusan ada ditangannya, jika ia memang mencintaimu ia akan tetap bersamamu jika tidak kau berhak mencintai seseorang yang juga mencintaimu!”
“Diel!” Ucap Yuki dengan semangat, padaku! Pada sesok dihadapannya! Sosok yang ia lihat sebagi dirinya, pantulan dirinya yang berada didalam cermin.
Aku mengangguk dan meyakini apa yang juga diyakini oleh yuki. “Ok! Kalo begitu besok acaranya! Dimana semua kebimbangan ini harus segera dihentikan.
҉×҉×҉×҉
                “Ada yang ingin aku katakan!” Ucapku kemudian.
                “Ada apa sayang! Serius baget sih!” Stief terlihat khawatir.
                “Apa aku terlihat aneh semenjak kita memulai hubungan ini?” Jawabku kemudian, merasa bingung mengawali pembicaraan.
                “Em… Ada yang ingin kamu jelaskan tentang ini?” Stief menegaskan kata-katanya, dengan menatapku tajam. “Oh.. betapa beratnya aku mengatakannya! Ada perasaan takut, akan akibat dari pernyataanku nantinya. Akh…! Aku tidak ingin berbohong pada diriku sendiri, terlebih kepadanya!” Batinku berkecamuk.
                “Ini ada hubungannya dengan mantanku.. Dallan.Sebenarnya aku tidak ingin membahasnya, tapi aku pikir kamu harus tau ini dariku sekarang, dari pada tau nanti dari orang lain”
                Tatapan Stief tidak bergeser ataupun berkedip ”Aku…!” tak tega rasanya aku mengutarakannya. “Apa kamu masih mencintainya?” Sambut Stief membuatku sedikit lega.”Em… Tapi aku berharap kamu mau membantuku Stief” Aku menjawabnya dengan kepala tertunduk. “Membantu? Apa?” Stief mulai sedikit berubah. “Apa kamu marah?” Aku meyakinkan. “Aku kecewa! Bagaimana mungkin kamu menerimaku sedang kamu telah mencintai orang lain” Ucapan stief sangat memojokanku. Entah apa yang bisa aku lakukan sekarang.
                “Jadi mau kamu apa Yuki?” Stief menanyakan sesuatu yang sulit aku jawab. “Apa kamu benar-benar mencintaiku? Bisakah kamu membantuku untuk mencintaimu dan melupakan Dallan, entah apa yang bisa membuatku hingga seperti ini, tapi sungguh aku ingin agar aku tidak lagi seperti ini. aku ingin menyembuhkan lukaku Stief” Aku berpasrah pada apa yang akan Stief putuskan. Entah apa yang akan ada diucapannya. Aku bener-bener berharap. “Berharap harapanku bisa diwujudkannya”
                “Aku tidak bisa seperti ini…” Ucap stief. Membuat sesak bagian dadaku. “Stief… aku…” … “Aku gak bisa menerima seseorang yang sudah ada orang lain dihatinya!” Tegas Stef. Kalimatnya menghempaskan semua asa, mampu meluluh lantakan apa yang sudah ku tata hingga sekarang. “Stief… aku…” seperti tidak ingin mendengarkan pembelaanku, stief terus-terusan memutus kalimat-kalimatku dan mematahkannya dengan statmentnya yang menancap dikedalaman lukaku.
                Luka yang ada karena seseorang yang pernah aku cintai. Luka yang kini terukir lagi oleh seseorang yang mencintaiku. “Oh… jika ada pilihan yang mempertemukan kata dicintai atau mencintai, kini takan kukatakan lagi, satu lebih baik. apapun itu, sedang kenyataannya dua akan mempermudah penyeleseian sebuah pertanyaan dalam suatu pilihan”
                Badanku lemas. Stief telah mengatakan maksudnya, keputusan yang akan dibuatnya tentang hubungan kita. “Stief please,,, jangan lakukan ini” rajukku memelas, Stief tetap tak bergeming. “Fyuh… “ Kudengar hembusannya begitu berat. Mungkin seberat keputusan yang telah ia buat.
                “Masalahmu satu Yuki, karena kamu masih mencintainya! Mungkin aku bisa membuatmu mencintaiku suatu saat nanti… tapi kapan? Kapan saat itu tiba, saat perasaanmu padanya sudah tidak ada. Aku…” Stif menahan kalimatnya. Badannya bergetar, ada yang tersembunyi dari penekanan-penekanan pada kalimatnya. Mungkin marahnya akan meledak-ledak jika aku tak berusaha membiarkannya.
                “Maaf Stief… Maaf… aku terlalu rapuh untuk sendiri, dan aku tak mampu menahan segala dukaku kala sepi, hingga kau hadirkan semangat untuk terus mencoba. Mencoba bangkit dalam keterpurukan. Sekali lagi, maafkan aku Stief, MAAF” Aku segera berlari menjauhinya. Secepat kilat berlalu dari hadapannya.
                Aku tak ingin menatapnya lagi sekarang, taupun membalikan badan kearahnya lagi sekarang. Sudah cukup sakit aku kehilangan orang yang aku sayang, terlebih rasa sakitku yang harus ditambah oleh orang yang juga menyayangiku.
                Entah apa yang ada dibenaknya, entah apa dalam asanya. Aku hanya berlari-dan terus berlari tanpa henti. Sesakku, sakitku, kecewaku telah terbawa dalam pelarianku. Kini aku sendiri menatapi pilu, berkawan sepi dan sunyi yang kian menyatu.
                Tak seharusnya, aku melakukan ini. Tak seharusnya engkau menjadi tempat persinggahanku, hingga kau harus menerima permintaanku untuk menunggu sampai hatiku menepi. Tak seharusnya aku kembali, mengulang cinta dengan Stief yang sudah berakhir saat Dalan pergi.
                Tak seharusnya aku…
                Tak seharusnya aku…
                Akh.. sudahlah, ini juga akan segera berlalu.
 ҉×҉×҉×҉
Semilir angin menjatuhkan cinta dipangkuanku,
Dibawanya melayang-layang kearahku.
Hingga datang badai melampauiku,
Dan menghilang meninggalkanku.
Datanglah hembusan angin ikut menyejukan kalbu,
Sayang hanya sepintas ia berlabuh.
Kini iapun hilang, terbang bersama awan yang bergemuruh.
Meninggalkan kenangan dan kgalauan nan sendu.
Cerpen ini kudedikasikan untuk: Muhammad Arifudin Yahya

by

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

░░░░░░░░░░░░░░░░░▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓

Cari Blog Ini

Entri Populer

KOMIK YANG MEMBERIKU INSPIRASI, IDE BAGUS DAN BANYAK SYARAT MAKNA!!!!!!!!!!!!

KOMIK YANG MEMBERIKU INSPIRASI, IDE BAGUS DAN BANYAK SYARAT MAKNA!!!!!!!!!!!!
Special Komik Ku,



EmJe`S World

Miftahul Jannah(EMJE),,,

“Aku adalah seorang perempuan yang ingin mengenal dan dikenal oleh seorang laki-laki,

Aku adalah seorang teman yang ingin menjadikan dan dijadikan sebagai sandaran hati,

Aku adalah Seorang saudara yang ingin mencontoh dan dicontoh oleh mereka saudara-saudaraku yang baik hati,

Aku adalah seorang murid yang ingin belajar dan diajar dengan guru-guruku saat ini,

Aku adalah seorang anak yang ingin berbakti dan diabdi keluargaku sampai nanti,

Dan aku seorang penulis yang ingin memberi dan diberi pada saat nanti,

Aku adalah seorang hamba yang terus berdoa pada Sang Rabbi sampai akhir hayatku nanti”


Aku… Seorang manusia biasa yang tak luput dari kasih dan mengasihi…


_________________

ємЈΞ