[Lentera ….ємЈΞ]


Baca dengan hatimu, lalu berikan isinya padaku (Ku tunggu! Koment-y!!!) ~,~


Bintang

Post`Q Sekarang

Ku lihat kau tersenyum.
Manis sekali kulihat,

Ronamu memancarkan secercah cahaya dalam gelapnya sang malam.
Membuatku tertidur nyenyak,

Kabut tak menjadikanmu kabur dalam bayangan.
Begitupun sayup ku pandang.

kau kulihat dengan tatapan tegas,
karena kau pantas di pandang.

kau adalah idola hatiku,
Karena kau adalah sang bintang.

...Bintang Cinta ditiap malam

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pelangi

Post`Q Sekarang

Kuukir warnamu lewat kanvas,
Begitupun dengan warna hati yang ku tutur lewat kata.
Ku atur satu demi satu untuk mematut diri.
Membagi setiap komposisi dengan baik.

Pelangi,
Kau adalah keindahan sejati,
media ini hanya bagian dari pengantarmu sampai disini(hati).
jika suatu saat aku harus kembali menjadi diri sendiri.
kaulah yang menorehkan tiap warna di tiap ukirannya.

Pelangi,
lukisan alam yang nyata,
kini ku lukis kembali dengan kuas.
membuatmu sebagai miliku,
sekaligus penciptamu dalam sebuah kanvas.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CERITA BERSOUNDTRACK “Ayat-Ayat Cinta Yang Tercipta Untukku” Miftahul Jannah

Post`Q Sekarang


Ayat-Ayat Cinta Yang Tercipta Untukku
Menatap indahnya senyuman di wajahmu. Adalah satu hal yang paling aku suka! Manis. kaupun begitu, berkata padaku! Aku sangat malu dan kemudian menunduk. Tapi kau bilang, aku memang begitu. MANIS! Entah mengapa aku selalu ingin memandangmu, bahkan ketika kulihat diriku sendiri dalam cermin. Rupanya aku mengingatkan dirimu yang sama sepertiku, yang katamu MANIS.
Aku tersenyum. Menatap diriku penuh malu. Rupanya kau selalu hadir ditiap waktu, karena itu. Setiap aku merindukanmu aku segera bergegas berkaca di cermin agar bisa menatap diriku yang manis sepertimu.
Kali ini, aku berjanji pada diriku sendiri. Agar memberanikan diriku pada saat bertemu denganmu nanti. Aku ingin menatapmu, semua bagian wajahmu. Aku ingin melihat wajah manis milikmu, bukan wajah yang manis sepertiku yang sering kulihat dalam cermin.
Dan tiba saat itu. Kau datang membawa cinta! Itu adalah kata-kata sapaan yang selalu kau tuturkan ditiap kita bertemu. Aku membalasnya dengan senyum. Betul, aku memandangmu. Mengitari lekuk bagian yang ada di wajahmu. Kau memang Manis! Kataku, kali ini aku yang mengucapkannya. Kau pun menjawab kata-kataku dengan sebuah senyuman.
“Membuatku terdiam dan terpaku!” Ucap hatiku. Kau tak pernah berkata banyak, hanya mengatakan hal-hal yang perlu saja. Dan tidak pernah berbuat over! Mengapa kau selalu membuatku terdiam dan terpaku? Diam-diam aku sangat mengagumimu. kau benar-benar memiliki seluruh perasaanku.
Suka, sayang, dan cinta. Kau juga sahabat, kekasih dan guru untukku. Apa lagi? Kau sungguh membuatku merasakan apa itu kebahagiaan. Dan karenanya aku mengerti akan hadirnya cinta terindah. Ingin rasanya aku membayangkan saat kau peluk mesra tubuhku, ohh. Aku bermimpi, tapi mimpi itu mungkin terjadi suatu saat nanti.
 Banyak kata yang tak mampu kuungkapkan kepada dirimu, padahal. Aku yakin sebenarnya kau junga ingn tau!
reff:
aku ingin engkau selalu
hadir dan temani aku
di setiap langkah yang meyakiniku
kau tercipta untukku
            Kudendangkan sebuah lagu. Sebenarnya itu adalah kata-kata yang selalu ingin kukatakan, Walaupun berat. Dan lirik dari lagu itu adalah kata-kata yang selalu aku harap ada dalam hatimu. Aku tidak ingin engkau mencintaiku saja, tapi aku juga ingin agar engkau menginginkan cintaku juga.
            Meski waktu akan mampu, memanggil seluruh ragaku. Aku akan tetap menginginkan hal yang sama padamu! Dan aku ingin engkau tau kuselalu milikmu, yang mencintaimu, sepanjang hidupku.
sungguh hanya lah dirimu
yang aku cintai
dan sungguh ku kan di sisimu
hingga ku mati
            Kudengar suara Rosa menyambut. Kuresapi kata demi kata. Jika suatu hari nanti aku bisa seperti itu, tentu karena aku sungguh-sungguh mencintaimu. Cintailah aku! Seperti aku yang mencintaimu. Harapku.
ºººº
            Kudongakkan kepalaku. Setetes demi setetes air mata awan tumpah. Seperti tumpahnya air mataku. Waktu beranjak cepat saat ia masih ada! Entah, karena aku ingin waktu yang lebih saat bersamanya. Tapi kini waktu kurasa semakin melambat. Menunggu minggu kedua seperti sedang menunggu bulan keempat. Lama sekali!
            “Mi..?” Doni menegurku pelan. Aku membalas senyum. “Loh! Kenapa? Kok murung?” Doni duduk perlahan. Ia menatapku, tapi aku tetap diam. “Mi… Sudahlah!” Kali ini Doni merapat, aku yang enggan kemudian beranjak. “Don! Mimi pulang dulu yah?”
            Doni tak menjawab, akupun tak begitu peduli. Mimi sedang tidak ingin diganggu! Aku merasa sangat tidak baik. Dari bangun tidur sudah malas, siang hari jadi uring-uringan, begitu malam mulai gak bisa diajakin kompromi. Semua pertanyaan tak terjawab sedikitpun olehku. Semua hanya berlalu tanpa jawaban dari mulutku.
            Kepergiannya memang sudah terhitung lama. Tapi perasaan yang timbulkannya-pun sangat kentara. Sudah tak ada lagi yang dapat menghapus semuanya.
            Aku terus berjalan gontai hingga ujung jalan. Seindah apapun cahaya yang kutemui kini sudah tak berarti. Semua keinginanku telah dibawanya mati. Tak mungkin juga aku memintanya kembali. Aku terlanjur berkata demikian kepadanya! Bahwa hanya itu saja yang kuminta.
            “Akh! Mimi, kenapa kau tak berfikir sampai sejauh ini?” Hatiku terus bercamuk, bergulat dan berdiskusi. Tak ada orang lain yang bisa masuk dikeributan hatiku yang sudah tak terselamatkan. Rasa, asa dan nestapa hampir tak lagi bersuara. Semuanya hanya mencoba untuk tetap setia.
            “Sayang! Makan dulu yah?” Mama menyodorkan nasi dan ayam panggang. Makanan yang sangat aku sukai! Mama memberikannya dengan harapan besar, bahwa anaknya tak akan menolaknya.
            “Mimi belom laper Ma!” Ku tepis sepiring makan malem. Itu adalah penolakan pertamaku. Mama berkerut kening, tapi aku tak berkata apa-apa. “Sayang, mama taro ini di meja! Kalo udah laper, makan aja.” Mama masih mencoba. Akupun tersenyum kepanyanya. “Makasih ya ma?” Sahutku.
            Aku bersyukur, Mama tak memaksaku untuk ini dan itu saat ini. Hatiku yang tidak baik tentu tidak akan mau menurut. Dengan begitu aku tak akan meradang dan bertengkar dengan salah satu keluargaku karena dipaksakan untuk makan.
            Aku tau. Ini tidak baik untuk diriku sendiri, begitupun Mama yang selalu menghawatirkanku.  Tapi hatiku Ma, hatiku Pa kini hampir tak tersisa karena telah kehilangan hal yang terpenting yang ada didalamnya.
            Sudah pukul 00:00. Sejak Mama meninggalkanku. Kubuka jendela kamarku, mencoba mencari-cari bintang yang dapat mengingatkanku kepadanya. Karena bintang adalah benda yang dapat mempertemukan pandangan kita berdua.
            “Sayang. Jika kita tak bisa bertatap muka! Carilah bintang yang paling terang. Lalu pandanglah, saat itu juga aku sedang memandangnya” Ucap Adam kala itu. Jika aku tau hal ini akan terjadi, tentu akan kusangkal kata-katanya itu. Begini,
            “Aku tidak akan mencari bintang apapun yang bisa kutemui diatap lagit, meskipun setiap hari. Karena aku hanya ingin engkau yang kulihat walau itu seminggu sekali”
            Tidak melihatnya, seperti hari ini. Sungguh sangat menyiksa batinku. Aku benar-benar merindukannya!
            Sekilas kulihat bintang melintas. “Bintang jatuh!” Kataku. “Andai aku bisa make a wish dengan ini! Tentu aku ingin make a wish agar ia bisa dihidupkan kembali”
            Pandanganku nanar. Menerawangi sisa-sisa tentangnya yang kusimpan dalam memory. Kenangan itu menari-nari dikepalaku. Membayangkan ia terus berada disisiku. Menembus ruang dan waktu seperti kala itu, saat kita masih bersatu.
            “Hhhhhhhhhhh!” Kuhembuskan nafasku dalam-dalam. Mencoba menuruti kelopak mataku yang berayun-ayun. Kusandarkan tubuhku pada batang jendela. Kutumpukan semua dukaku disana. Dan mencoba melepas segala daya untuk menyongsong mimpi.
ºººº
            “Sayang! Aku ingin menemuimu.” Adam berada tepat dihadapanku. Aku terperanjat mendapatinya. “Sayang! Tetaplah bersamaku. Seperti permintaanku!” Segera kudekap tubuhnya, takan kubuang kesempatan ini untuk memeluk mesra tubuhnya. Rasa rinduku telah menggunung tak dimakan zaman. Oleh karena itu aku ingin memberikan seluruh rasa rinduku dengan sebuah pelukan.
            Didekapnya tubuhku erat-erat. Aku tak perduli meski sesak! Aku akan tetap membiarkannya mendekapku erat. “Ikutlah bersamaku Mi! Kita akan bersatu nanti, dan aku akan mengabulkan permintaan yang selalu kau inginkan!” Kudongakan pandanganku. Kudengar tulus kata-katanya. Aku ingin mengikutinya! Aku ingin bersamanya! Dan aku menginginkan keinginanku.
            “Assolatuhoirumminannaum! Assolatuhoirumminannaum!” Kalimat itu datang menjemputku. Mengembalikan kesadaranku. Tapi Adam terlalu kuat memegang erat diriku, semakin aku mencoba merenggang padanya semakin aku tertarik kearahnya.
            Suara itu hilang. Seharusnya aku merasa nyaman dalam pelukan kekasihku yang selama ini aku sayang. Tapi tidak, kepergian suara-suara itu justru membuatku semakin takut. Melebihi rasa takut saat ditinggal Adam pergi.
            Entah apa pilihanku sekarang! Entah apa keinginanku yang akan aku pegang. Saat Adam menjauh akupun ikut takut ditinggalnya lagi. Aku bingung! Aku tak beranjak kedepan maupun kebelakang. Aku hanya berfikir keras, aku hanya berusaha tenang. Tapi semakin lama aku berfikir, Adam semakin ingin menghilang.
            “Oh! Apa yang terjadi? Bagaimana ini?” Aku tak menemukan apapun. Ada banyak kegelapan disekitarku. Tak ada Adam yang bisa kusentuh, atupun suara-suara itu yang selalu membuatku patuh.
            Lemah, lelah dan resah menyudutkanku. Membuatku semakin takut. Setelah aku memilih untuk mencari suara-suara itu, dan ingin mengetahui datang darimana suara-suara itu. Seketika hitam berubah jadi putih. Terlihat bersih dan bukan ruang kosong yang tak berujung. Sudah bisa kulihat bangunan masjid dihadapanku, rumah yang berjejer disisi kanan dan disisi kiri masjid itu.
            “Astaghfirullahhaladzim!” Aku terkaget. Aku hampir terjatuh dari pintu jendela. Jika aku memilih egoku untuk terus menuruti keinginanku. Tentu aku sudah berada dibawah dan terkapar. Alhamdulillah Allah telah memberiku sisa waktu untuk memperbaiki hidupku.
Ku lihat ipod yang kugenggam belum mati. Tapi lagu yang sedang kuputar rupanya telah terhenti. Lagu Ungu feat. Rossa Tercipta Untukku!
“Adam. Sungguh aku benar-benar mencintaimu, kau tau itu! Tapi rasa dalam hatiku tak bisa kuambil untuk menemani seluruh hidupku. Massa kita berbeda, takdir Allah telah terjadi dan aku harus bisa menerimanya” Air mataku masih tumpah. Ia akan menjadi kenangan. Dan seseorang yang akan selalu aku sayang.
Berusaha untuk tegar dan tawakal, itu sedang aku lakukan. Meski ia tetap selalu terbayang. “Allahuakbar!” Takbiratul ikhram. Sampai sinipun ia tak lekang! Ia tetap berputar-putar dalam lafadzku. Aku terus berusaha focus dan khusu. Saat sujud tiba, kutumpahkan sedu-sedanku lewat ayat Allah dengan ayat-ayat cinta yang sedang aku rasa.
ºººº
            Kusandarkan seluruh hidupku ditanganmu. Hidup, Rejeki, Jodoh, dan kematian adalah milikmu. Termasuk cinta ini. Jangan jadikan cinta ini sebagai penghalangku, jadikan cinta ini sebagai jalanku ya-Allah. Jangan biarkan cinta ini membutakanku ya-Allah, biarkan cinta ini ada sebagai perantara cintaku padamu.
Lirik Lagu Rossa - Ayat Ayat Cinta 
Desir pasir dipadang tandus
segersang pemikiran hati
Terkisahku diantara cinta yang rumit

Bila keyakinan ku datang
Kasih bukan sekedar cinta
Pengorbanan cinta yang agung
Ku pertaruhkan

(chorus)
Maafkan bila ku tak sempurna
Cinta ini tak mungkinku cegah
Ayat-ayat cinta bercerita
Cinta ku padamu

Bila bahagia mulai menyentuh
Seakanku bisa hidup lebih lama
Namun harus ku tinggal kan cinta
Ketika ku bersujud... (Last x2)


(back to second line)
            Kuulang-ulang lagu itu. Meresapi seluruh makna yang terkandung didalamnya. Saat ku temukan akhir bait lagunya. Kutemukan pula apa yang ku inginkan dalam mimpiku itu.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KISAH SEPANJANG TAHUN

Post`Q Sekarang

KISAH SEPANJANG TAHUN

Dear Diary. Senin, 01-01-01.
Aku bertemu dengannya disore hari. Ia melintas dihadapanku bak prince! Tatapannya tenang, selalu tegas dan bijak dalam berkata dan bertindak. Aku rasa aku mulai menyukainya! Apa aku mencintainya sekarang? Pikiranku dikelilingi oleh dirinya. Membuatku terpojok, dan tak dapat menghindarkannya.
Dear Diary. Selasa, 02-02-02.
Setahun berlalu tanpa merubah perasaanku. “Rupanya tangguh juga cintaku!” Kali ini aku tak bisa seperti ini lagi. Diam-diam dan beraninya hanya dibelakang! Aku sudah kesengsem. Dan sepertinya sudah cukup besar rasa yang selama ini kusimpan.
Dear Diary. Rabu, 03-03-03.
Satu tahun kembali berlalu. Lagi-lagi aku seperti ini. Tak satu halpun aku lakukan! Bodohnya, sedang hatiku semakin merana karena cinta. “Alah percuma juga aku berkata! Sedang yang mencintai tak berdaya dan yang dicintai sudah ada yang suka”
Dear Diary. Kamis, 04-04-04.
Wah! Tahun ini beruntung. Si dia mulai singgel lagi dari sekarang. Uh! Apa aku akan tetap bersikap tenang? Atau akan mulai menyerang. Setidaknya ia harus tau ada yang sedang mengincarnya! Mmmm… Aku tidak yakin.
Dear Diary. Jum`at, 05-05-05.
Kenalan? sudah! Tau latar belakang? Sudah! Ngobrol? Sudah!
Satu!
Belum pernah PDKT(Dalam artian sebenarnya).
Dear Diary. Sabtu, 06-06-06.
Ia. Meninggal! Itu kabar terakhir yang aku dengar. Oh! Hatiku seperti di terpa topan, padahal ditahun ini aku akan membuktikan keberanian yang sudah kusimpan bertahun-tahun. Tapi tidak, aku memang akan memendamnya seperti yang sudah-sudah(Pasrah).
Dear Diary. Minggu, 07-07-07.
Butuh waktu seminggu untuk mengenalnya! PDKT sebulan dan ditembak dipertengahan tahun. Sekarang aku datang menemuimu! Andai aku seperti ini saat dulu. Tentu kaulah yang sekarang ada bersamaku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

AKU? HII

Post`Q Sekarang

AKU? HII
Malam Jum`at telah datang. "Hiuuuu...." Badanku bergidik. "Ih, Serem juga" Gumamku! Hem,,, Suaraku menggema. Alamak, aku harus berada disini dalam waktu yang sudah ditentukan. Hii...

Sssst, sssst... tiupan angin biasa ini seakan dapat membekukan tubuhku. tulang-tulangku ikut bersitegang. sudah tidak dapat menggerakkan tubuhku dengan nyama. "Adu. AKU NYERAH" Ucapku pada ketuplak.

Mereka tertawa. "Payah! Baru segitu udah Nyerah" Tambah Kak Toni. "Uh. kalo aja dia yang ada disini. pasti tidak akan berani berkata begitu" Ucapku dalam hati. "Ya. Sudah! Bergabung dengan temanmu yang lain" Perintahnya.

Saat ingin berdiri. kakiku lunglai begitu saja. lemas rasanya. "Kak. kakiku kesemutan" Ucapku beralasan. "Ton. Nih anak mukanya pucat." Ucap Mba Gina. Hufh,,, lega rasanya setelah ia berkata. kalo tidak! tentu aku akan berjalan sendiri dilorong sekolah. aku sudah takut!

"Jangan manjakan dia. Biar dia mandiri disini!" Aku terkesima dengan jawaban Kak Toni. Apa? Mandiri? Di tempat seperti ini? Oh! Lain kali yah? yah? plisss....

Selama perjalanan, aku benar-benar gontai. kakiku sungguh lemah untuk menapak. hufh, tega betul Kak Toni. Aku sumpahin dia mengalami hal lebih parah dari ini.

Sssst,,, sssstttt... Angin kembali berseliweran dibelakangku. bulu romaku bereaksi. heeeeh! lagi-lagi aku bergidik. lama-lama udara memang terasa semakin dingin. dan anehnya, hanya dibagian kepala belakang dekat leher yang paling berasa.

Perlahan namun pasti! segera kuyakini bahwa itu hanya halusinasi, dan berlalu begitu saja mengarah kebelakang. dan... "ha.. ha.. ha... Hary?" Dek! Jantungku sedetik berhenti. "Hehh,,, ngagetin aja sih!" Bentakku.

"Sory! Mba Gina yang minta. Kalo kamu pinsan bisa gawat!" Ucapnya santai. "Aduh! Kenapa dia? Dia justru yang paling menyeramkan dibanding hantu!" Dengusku dalam hati.

"Kamu baik-baik aja? Tadi aku lihat kamu ketakutan!" Hari membuka pembicaraan.

"Aku masih baik! Iya. Aku takut banget." Ucapku melanjutkan.

"Kamu benar! Masih baik, kenapa kamu takut? Bahkan kamu belum melihat apa-apa!" Hari melirikku, aneh. kenapa semakin dekat dengannya aku jadi semakin takut. huh! perasaan cintaku padanya membuatku jadi tidak nyaman.

"Kau menyukaiku yah?" Ucap Hary to the point.

Dek! Lagi-lagi jantungku sedetik berhenti. "Em... kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?" Elakku.

"Keliatan aja!" Jawab Hary singkat.

Ini anak terlihat semakin aneh. kenapa jadi orang yang berterus terang begini! Mana cowo cool yang susah dideketin itu? mana cowo yang punya karisma dan dedikasi tinggi? ia tiba-tiba lues dan enak diajakin ngobrol begini.

"Kenapa?" Tanyanya. Dek! Duh, lama-lama bersamanya. kalo gak kena serangan jantung pasti kena struk.

"Hah? E..." Entah. aku tidak siap dengan perubahannya. kenapa harus ditempat seseram ini sih. memang suasananya beda! and romantis. Tapi tetep aja, hii...

"Gdubrak!" Ada benda yang terhempas dan membentur dengan keras. sumpah kaget aku dibuatnya. saat berjalan perlahan. kuintip sebuah ruangan yang terlihat rapih. Aneh! seperti tidak ada apa-apa!

"Hary! Kamu denger...." Plas. hening, ssstt... sssstttt... wush.... tak ada satu orangpun disini selain aku.

"Glek!" kejadian barusan membuatku menelan ludah. ough! Harry... kemana kamu?

"jean!" ... "Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa." Aku teriak sejadi-jadinya.

"Ini aku! Harry!" ... "Heh, heh, heh,,," Aku ngos-ngosan. rasanya seperti telah berlari beberapa meter. "Heh, heh, heh, heh,,, " Hary tersenyum. tak ada ekspresi sepertiku dirautnya.

"Ayo jalan!" Hari tepat di depanku. kupandangi tubuh bagian belakangnya. Lusuh! tegap dan saat kulihat dibagian bawah.

Stop. Aku berhenti....
Mulutku menganga! "Ha, ha, ha HANTUUUUUUUUUUUUUU" Kuterobos tubuhnya. Wush! benar, ia menghilang. heh, heh, heh. aku masih tak bisa mengatur nafasku dengan baik. aku tak tau sedang diamana aku sekarang! ini bukan sekolah yang tadi kuinjak. ini.... KUBURAN.

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
***
"Jean! Jean!Bangun" Badanku sudah tak bertenaga. lebih lemah dari yang sudah-sudah. "Mba gina?" Ucapku. tak terasa air mataku berlinang. aku masih merasa takut, aku menangis sejadi-jadinya! gak peduli! AKU BENER-BENER TAKUT.

Aku tak tau apa itu nyata, atau mimpi. tapi akibat dari kejadian itu membawa pengaruh padaku. rasa takut itu...??? aku tak ingin lagi berada ditempat ini. aku ingin pergi.

Hari kemudian datang. "Jangan. Jangan sentuh aku. Pergi!" Aku segera membenamkan tubuhku dipelukan Mba Gina. "Kamu kenapa? Aku hanya ingin memberikan ini?" Disodorkannya sebotol minuman!

"Merah! Kental! Darah!" Batinku. Hampir saja aku berlari seperti aku masih dalam mimpi.

"Jean! Sebenarnya apa yang terjadi?" Kak Toni datang. dipegangnya tanganku. "Jean! Sadarlah!" Diserahkannya minuman itu. Aku ragu. aku semakin takut.

"Jean. berwudulah! mungkin itu akan membuatmu tenang!" Ucap Kak Toni menenangkan.

Kuceritakan sebenarnya apa yang terjadi padaku! Harry tak mengaku sedang bersamaku. Benar! benar yang kulihat itu adalah hantu.

Kejadian itu membuat yang lain panik. sampai akhirnya kami semua dipulangkan dan menunda acara MOS tahun ini.
***
"Jean! Gawat! Gawat" Rika memburuku dengan panik.

"Ada apa ini?" Aku kesal dibuatnya. ia menubrukku dan jues yang ku pegang. sontak bajuku basah dibuatnya.

"sory! tapi ini penting!" Ucapnya. mengacuhkan kemarahanku.

"Iya! Iya! Apa?" Jawabku ketus.

"Kak Toni Jean! Kak Toni!" Ucap Rika terbata-bata.

"Aduh Ka! Yang bener dong ceritanya! Jangan bikin penasaran" Sudah kesal tambah kesalah aku sekarang.

"Kak Toni Mati!" Dek!

"Hah? Jangan becanda rik! Gak lucu" Seketika perasaan itu kembali. takut, dan geli diujung bulu roma. hiii

"Ini" Disodorkannya secarik kertas yang bertuliskan tinta darah.

"Aku sumpahin dia mengalami hal lebih parah dari ini" Kata-kata ini... Kata-kata yang aku katakan padanya. dek!

Ingatan itu datang.

Wush! benar, ia menghilang. heh, heh, heh. aku masih tak bisa mengatur nafasku dengan baik. aku tak tau sedang diamana aku sekarang! ini bukan sekolah yang tadi kuinjak. ini.... KUBURAN.

Setelah itu aku merasa ada yang aneh pada diriku. ada yang tidak ingin aku lakukan! dan... ada yang memintaku untuk melakukan.


hiiiiiiii

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tiga Hati Dua Cinta Ratu Rasa

Post`Q Sekarang

 

Tiga Hati Dua Cinta Ratu Rasa
Dua hari yang lalu! Kulihat engkau masih murung, ada guratan-guratan kesedihan dari rautmu. entah mengapa engkau berubah sejak kepergianku, apa gerangan pembuat sedih di hatimu?
Aryo-pun datang untuk membawa sebuah kabar, ia berkata engkau tak ingin bertemu denganku lagi! Mengapa? apa karena perlakuanku kepadamu yang tidak baik? Kau membuatku selalu berfikir, mengapa kau biarkan diriku selalu memikirkanmu?
Kucoba menelfonmu berkali-kali! Tapi kau tetap tak kutemui diujung sana, begitupun setiap kukunjungi. kau tak pernah ada ditempat. Akh! mengapa engkau membuatku seperti ini? mengapa kau membuatku tak tau akan kesalahan dan apa yang membuatmu semarah ini padaku?
Kususuri jalanku pada saat masih bersamamu, kulihat semua baik-baik! apa karena aku tak bisa melihat ketidak sukaanmu hingga aku anggap semua tetap dalam keadaan baik.
Lama aku termenung! dalam harap aku ingin segera bertemu denganmu. meminta beberapa kata untuk menjawab segala tanya dalam hatiku. tapi engku tetap tak mau bertemu meski aku membujuk.
"Arya! Apa kamu tau Nina kenapa?" Arya hanya menggelengkan kepalanya. Arya ikut diam. iapun berubah saat aku sadar Nina sudah tak seperti sedia kala.
Mengapa? Ada apa? Kucoba bertanya kembali untuk kesekian kali. Tapi Nina ataupun Arya hanya bungkam menghadapiku. Lelah aku mencari, kutemui Serli dikediamannya. Kupeluk erat tubuhnya. "Sayang..." Lenguhku. Isak tangisku terbuncah dalam dekapannya. Kini hanya padanya semua duka lara bisa kuungkap. Serli setia menemani kesedihanku. Sampai Arya datang menghampiri kegalauanku.
"Buk!" Disodorkannya tinju kearahku. Seketika Serli ikut terhempas bersamaku.
"Apa-apaan lu Ya! Apa masalah lu, , , " Kulihat keadaan Serli baik. Kubantu ia berdiri.
"Arya. Denger yah! gua gak akan biarin lu nyakitin Serli, apapun masalah lu sama gua. Lu jangan pernah ajak Serli dalam masalah ini!" Sentakku pada Arya.
"Cih!" Arya balik menantang dengan senyum sinis.
"Lu mengiba untuk memberi tau kenapa Nina bersedih! Tapi lu bisa memeluk pacar lu tanpa beban? Pantaskah apa yang udah kamu lakukan untuk Nina?" Arya mulai geram. Arya kembali mengepalkan tinjunya lagi.
"Maksud lu apa? Dan soal Serli. dia cewe gua. Kalo gua meluk dia tanpa  beban, tentu itu karena dia mampu membuat gua lega. Tak sepertimu yang membuatku tak tenang" Aku tak begitu paham dengan arah pembicaraan Arya. Yang jelas sikapnya sangat kekanak-kanakan. Meninjuku dari arah belakang, membuat serli ikut terjatuh. Aku benar-benat tidak bisa menerimanya.
"Heh" Arya semakin terdengar sinis.
"Lu sadar! dengan lu seperti ini. Lu akan selalu nyakitin Nina. Dan lo! Selalu datang kepadanya untuk selalu membuatnya bahagia? Dasar plinplan. Atau... Karena lu benar-benar bodoh! Sampai lu gak tau kalo Nina selama ini terlalu sayang sama lu?" Arya meneriakan kata-katanya tepat didepan mataku. Aku terperanjat mendapati ucapanya.
"A.... Apa maksud lu!" Arya terlihat jengah mendapati pertanyaan-pertanyaanku yang tidak bermutu, tanpa peduli kata-kataku ia lekas pergi membelakangiku.
aku terdiam. Kata-kata Arya benar-benar membuatku syok! Serli yang menyaksikan pertengkatran kami hanya menatapku tak bergeming.
"Sayang... Aku..." Entah apa yang bisa kututurkan. hatiku bercampur baur. banyak hal yang tk kuingini berada dalam hatiku.
Langkahku gontai. Serli hanya mengiba padaku. matanya berkaca-kaca! entahlah, hatiku kacau. aku tak bisa mengartikan sorot matanya.
***
"Nin?" Ucapku kemudian.
"Iyah?" Jawab Nina nyantai.
"Apa benar yang dibilang Arya?" ...
Nina terdiam. entah apa yang sedang dipikirannya. tapi rautnya kembali berubah seperti saat tak ingin menemuiku lagi.
"Aku tidak ingin kamu berubah?" Pintaku dengan sangat. Jujur, aku benar-benar tidak ingin kehilangannya!
"Kapan? Apa aku pernah berubah? Bahkan perasaankupun tidak" Nina tak menatapku tagi. kali ini ia hanya memandang kedepan dengan tatapan kosong.
"Aku ingin kita selalu jadi teman sampai kapanpun!" Hatiku perih saat berkata demikian. Serli datang memenuhi otakku sekarang.
"Teman? Mengapa?" Ucapnya getir. Nina berbalik, aku semakin merasa ia ingin menjauhiku.
"Nin. kamu kenapa?" Ucapku meyakinkan. ada perasaan yang tak kusuka datang kembali. Akh! aku tak mengerti!
"Cukup Rio. Aku menyerah!" Nina berpamitan. ia bahkan tak ingin memegang tanganku lama.
"Nin. Jangan buat aku seperti ini!" Ku dekap tubuhnya agar tak semakin menjauh. segera ku pegang erat agar ia tak terlepas lagi.
"Apa?" Katanya  Pelan!"
"Plack!" Nina berbalik dan melayangkan tangannya kepipi kananku.
"Nin..."
"Cukup!"
"Ke..."
"Cukup Rio! Aku lelah, kau tau bagaimana rasanya jika hatimu dipermainkan? dilecehkan? dan diabaikan?"...
"Tidak! kamu tidak akan pernah tau" Nina berlari. Ada apa? apa yang sudah aku lakukan? mengapa Nina dan Arya....
***
Hari-hari belakangan ini seperti tak biasanya. saat aku sendiri, serlilah yang berhasil kutemui. "Sayang. kenapa dia begitu penting. sebenarnya nina itu apa bagimu?" Serli terlihat seperti Nina sekarang. apa yang dibicarakannya. mengapa ia bertanya hal yang sudah tau mana jawabanya.
"Siapa? Kamu dan Nina bukan pilihan. Kamu itu pacarku, dan Nina adalah temanku!" Ucapku pasti.
Serli kemudian berlinang! lagi-lagi! apa yang salah? Pikirku.
***
"Aku Minta putus" Ucap Serli mengagetkanku.
"Kenapa?" Tanyaku. kejadian belakangan ini membuatku semakin ragu. apapun yang aku lakukan selalu dianggap Serli dan Nina seperti itu, bahkan Arya-pun begitu.
"Kau memang tak pernah sadar. itu yang salah denganmu!"
"Sadar?" Kuingat-igat lagi, apa maksud kata-katanya. aku tak sepertinya yang selalu bisa mengerti diriku. aku tetap tidak bisa.
"Kau minta Nina untuk selalu menemanimu dan tidak meninggalkanmu! lantas kau bilang mencintaiku dan akan selalu bersamaku. lalu kau bilang ingin membahagiakanku terus  kau bilang tidak akan menyakitinya? dimana hatimu? pikiranmu? kau anggap apa aku dan dia? ingin kau jadikan apa kami!"
"Lihat dirimu? Mampukah kamu berlaku adil untuk tetap bisa membahagiakan kami? sedang kami tak ingin dibagi. tapi kau memaksa untuk tetap tidak memilih"
"Jika kau hanya memikirkan dirimu sendiri. untuk apa selalu berusaha melakukan hal yang lebih! sedangkan kenyataannya kau semakin membuat kita tersakiti" Terang serli panjang lebar.
Aku terdiam.mengapa? ada apa? aku benar-benar tak mengerti. Nina sudah menjauh, kini Serli mengikuti untuk pergi. apa yang terjadi. mengapa bisa begini?
***
Tak ada yang tersisa! yang ada. ini tentang hatiku, hati Nina dan Serli. Cinta Nina dan Serli, Dan Rasa Serli.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Warna Semesta

Post`Q Sekarang

Warna Semesta
….ємЈΞ
"MEJIKUHIBINIUM" Ucap salah seorang kawanku. 1 SMA kala itu. Masa Orientasi siswa(MOS) baru di SMAN KINI. Aku baru berani menginjakan kakiku lebih jauh setelah saat itu. Ada mirecel yang datang dalam hatiku. berupa keberanian dan banyak mimpi didalamnya. Aku sangat senang. karena aku telah mencoba melangkah kedepan.


Hari berganti seperti biasa. dimulai dari hari senin, selasa, rabu, kamis, jum`at dan dihari sabtu MOS berakhir. semua yang sudah dipersiapkan akan mulai menjalani aktifitas seperti biasa tanpa harus selalu mempersiapkan. apapun, baik bekal, tugas dan persyaratan yang harus diseleseikan.


sekali lagi, massa itu takan pernah aku lupa. mulai dari MOS pertama(SMP), kedua ini(SMA) dan ketiga(UNIVERSITAS). "Aku ingin sekolah diperguruan tinggi" Ucapku. aku ingin merasakan perasaan seperti ini lagi. kawan baru, pelajaran baru dan yang pasti guru baru. baru setelah selesei, aku akan memulai untuk belajar dari pengalaman.


aku memang tidak muda. tapi aku masih punya keinginan. aku tak pernah menyurutkan niatku untuk itu, meski besarnya hanya dalam hati. aku juga ingin melakukan hal yang tak pernah kulakukan sebelumnya waktu usiaku masih muda dan pendidikanku masih rendah.


aku tidak sedang ingin main-main. meskipun begitu, aku tidak ingin terlalu menjadikan ini sebagai sebuah ambisi. sekali-lagi, itu hanya sekedar harapan dan impianku yang lumayan besar. dan aku ingin berusaha untuk mewujudkannya.


"Jangan jadiin ini sebagai lelucon" Ucap tika. ia adalah teman satu bangkuku. sangat baik, dan sering menolongku. itu salah satu nasihat yang pernah diutarakannya. "Anggel! kalo kamu mau, aku juga yakin kamu bisa. tapi inget, ini bukan main-main" Ucapnya lagi. aku hanya tersenyum menatapnya.


"Aku janji tidak akan mengecewakanmu Ka!" Ucapku dalam hati. bagaimanapun aku takut jika suatu saat ternyata tidak bisa membuktikan kata-kataku sendiri. bukan hanya akan dilecehkannya, tapi juga. sama saja telah melecehkan diriku sendiri.


"Mana janjimu yang selalu ingin kau tepati?"


"Mana Hasil dari apa yang kau gandrungi?"


Jika suatu saat itu terjadi. aku adalah orang pertama yang akan disalahkan oleh diriku sendiri. mauku tak banyak! hanya bisa mengikuti dan dapat memaksimalkan usahaku saja, aku sudah cukup bersemangat untuk maju. "Akh! Aku memang berlebihan!" Batinku menerawangi setiap kemungkinan.


Guru didepan masih cuap-cuap dengan apa yang diajarkannya. namanya bu Fatimah! cara menyampaikannya lugas dan bisa kumengerti. melihatnya bersemangat mengajari kami, aku diam-diam sangat mengaguminya. "Guru itu bukan hanya sedang menyeleseikan tugasnya mengajar! tapi sedang memberikan sebuah pelajaran yang wajib diberikan guru kepada anak didiknya" Ucap hatiku berkali-kali. otakku mungkin pentium satu, tapi semangatku itu adalah yang paling cepet lodingnya. Ibu fatimah kemudian memuji, "Bagus. siapa namamu?" Katanya pelan. aku kaget, aku pikir ia akan menyangkal jawaban yang ku ajukan atas pertanyaannya. tapi tidak. ia memberikanku seulas senyuman manis yang sangat menyejukan. aku semakin menyukainya. begitupun pelajarannya.


Matematika Gitu Loh! aku paling oon dibidang itu. tapi kini berubah! Bu fatimah memotivasiku, hampir merubah kebiasaanku. dari tidak bisa menjadi bisa. aku sering menangis menyadari kemampuanku yang semakin hari semakin bertambah baik. "Ini karena Ibu fatimah" Ucapku pada tika. tika hanya tersenyum menyambut kebahagiannku. bahkan iapun memuji keberhasilanku.


"Ini juga karena kamu! terimakasih!" lagi-lagi aku sedikit berlebihan mengungkapkan kebahagiaanku. sepertinya emosiku selalu meledak-ledak dan tak dapat kuatur. "Bukan! Ini karena kamu mau berusaha!" jawab tika membuatku terharu. "Ah! pinter kamu bikin temen seneng!" Kami tertawa. mengabadikan momen baik ini dengan hati senang dan bangga.


"Ini bukan akhir, tapi ini adalah sebuah awal yang baik" Ucapku lagi dalam hati. berkali-kali kuucapkan itu. karena itu, aku jadi tidak ingin mengecewakan usahaku, teman-temanku terutama guru-guruku.


Seorang murid, siswa, siswi ataupun mahasiswa/mahasiswi tidak akan menjadi besar tanpa kalian ataupun dapat menjadi lebih baik tanpa bimbingan kalian. lumrah rasanya jika kita harusnya bisa membanggakan seluruh guru dalam hidup kita. baik itu guru yang ada dilingkungan formal maupun non formal.


"oya! orang tuaku adalah guru pertamaku" Sahut hatiku lagi. tika hanya menatapku penuh arti dan memegang tanganku erat dengan semangat yang sama untuk meraih cita-cita. untuk mengarungi banyak warna alam semesta.


See_This,

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Angin Senja

Post`Q Sekarang

Angin Senja
….ємЈΞ
"Aku Sangat merindukanmu!" Ucapku berkali-kali! Kini Dita dan Nala tak lagi berada bersamaku. aku benar-benar merindukan mereka. Kalimat itu selalu kutemani dengan air yang siap terjun bebas dari mataku. bukan ingin meratapi! hanya saja aku kehilangan keberadaan mereka. Sahabat terbaik yang pernah kumiliki. sahabat yang selalu ada dalam hatiku sampai saat ini.


"Kau tau mengapa aku masih menginginkanmu?" Ucapku lagi. kali ini air dalam mataku telah tumpah. "Karena kalian berbeda! dan aku sayang kalian" Kalimatku melanjutkan. Hatiku perih, ada luka yang menganga. andai aku bisa kembali bersamanya, mungkin aku tak akan merasa sesepi ini.


Aku tak bisa kembali pada massa ketika mereka masih ada. begitupun pada saat aku tak melakukan apa yang sebenarnya ingin kulakukan untuk mereka. "Aku selalu membuat mereka marah dan tidak suka!" Aku ingat ketika kita bertiga benar-benar terpisah karena sebuah masalah. lumayan, dapat merenggangkan hubungan kita selama beberapa minggu kala itu.


tapi tak kusangka. kita kembali dipertemukan dalam saat dan moment yang sama. PERSAHABATAN dan PERSAUDARAAN. Mereka bukan sekedar Sahabat untukku melainkan bagian keluarga bagiku. Hatiku telah terhimpit duka! kala kalian semua jadi berbeda, membuatku selalu bertanya-tanya mengapa.


Taada yang mau berbagi, begitupun sudi untuk kembali. aku bukan apa-apa lagi. dan sudah tak berada disini(Baca; hati kalian). "Akh! Ini pilihan kalian. kalian berhak untuk apapun" Sambutku kalut. "Tapi kalian tidak berhak untuk membiarkanku untuk membenci kalian. apa lagi putus hubungan" Aku berteriak sangat kencang. entah apa ada yang akan membuatku gila, atau apa akan ada yang menganggapku tak berdaya.


"Aku akan menyimpan semua kenangan. dan tak melupakan kalian"...
"Aku... Aku... Akan tetap menjadi sabat kalian"
Isakku jelas terdengar. resah ku ungkap semua susah. payah aku menjadi pasrah. Lewat kenangan aku hanya sedang ingin  kembali, berarti sedang bersama mereka lagi. saat yang sama! situasi yang sama dan masih dengan perasaan yang sama.


Kudongakkan pandanganku. meliantasi awan-awan yang berbatas di langit lepas. membayangkan mereka ada dalam dekapku, tetap sebagai sahabat terbaikku dan sebagai sahabat terbaik mereka.
"Terimakasih" Sambil kututup mata ini. ku hembuaskan segala keraguanku,dan berkata dalam hati "i will always frend forever" Sambil menikmati angin senja yang terus berhembus kearahku.


See This,

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
░░░░░░░░░░░░░░░░░▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓

Cari Blog Ini

Entri Populer

KOMIK YANG MEMBERIKU INSPIRASI, IDE BAGUS DAN BANYAK SYARAT MAKNA!!!!!!!!!!!!

KOMIK YANG MEMBERIKU INSPIRASI, IDE BAGUS DAN BANYAK SYARAT MAKNA!!!!!!!!!!!!
Special Komik Ku,



EmJe`S World

Miftahul Jannah(EMJE),,,

“Aku adalah seorang perempuan yang ingin mengenal dan dikenal oleh seorang laki-laki,

Aku adalah seorang teman yang ingin menjadikan dan dijadikan sebagai sandaran hati,

Aku adalah Seorang saudara yang ingin mencontoh dan dicontoh oleh mereka saudara-saudaraku yang baik hati,

Aku adalah seorang murid yang ingin belajar dan diajar dengan guru-guruku saat ini,

Aku adalah seorang anak yang ingin berbakti dan diabdi keluargaku sampai nanti,

Dan aku seorang penulis yang ingin memberi dan diberi pada saat nanti,

Aku adalah seorang hamba yang terus berdoa pada Sang Rabbi sampai akhir hayatku nanti”


Aku… Seorang manusia biasa yang tak luput dari kasih dan mengasihi…


_________________

ємЈΞ